SuaraFakta.com – Pasukan Israel melakukan serangan terhadap Rumah Sakit Nasser, fasilitas medis terbesar yang masih beroperasi di Gaza, pada Kamis (15/2) waktu setempat. Mereka menyebut serangan tersebut sebagai tindakan yang “tepat dan terbatas”, dengan alasan bahwa mereka mendapat informasi mengenai keberadaan militan Hamas yang bersembunyi dan memanfaatkan rumah sakit tersebut untuk tujuan tertentu, bahkan mungkin menyandera beberapa orang di dalamnya.
Hamas, bagaimanapun, membantah laporan tersebut. Rekaman yang beredar menunjukkan suasana kekacauan di dalam koridor rumah sakit yang gelap, dengan teriakan dan suara tembakan, di tengah debu dan asap yang menyelimuti ruangan.
Otoritas kesehatan di wilayah Gaza yang dikuasai Hamas mengklaim bahwa Israel telah memaksa keluar puluhan staf medis, pasien, pengungsi, dan keluarga staf medis yang mencari perlindungan di Rumah Sakit Nasser.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah besar warga Palestina berusaha menyelamatkan diri dengan tiba di kota perbatasan selatan Rafah atau bergerak ke arah utara menuju Deir Al-Balah di Gaza tengah.
Rumah Sakit Nasser memiliki peran vital dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi penduduk Gaza. Namun, pihak militer Israel mengklaim bahwa sebagian besar fasilitas medis utama di Gaza telah dimanfaatkan oleh Hamas untuk kepentingan operasional mereka, mencapai lebih dari 85 persen.
Konflik antara Israel dan Hamas telah memakan banyak korban jiwa. Perang yang berkecamuk sejak tanggal 7 Oktober telah menewaskan 1.200 orang, sebagian besar adalah warga sipil, serta menyandera 253 orang menurut catatan Israel.
Serangan udara dan darat Israel telah menyebabkan kerusakan yang parah di Gaza, menewaskan 28.663 orang, mayoritas di antaranya adalah warga sipil, menurut data otoritas kesehatan setempat, dan memaksa hampir 2 juta penduduknya untuk mengungsi dari rumah mereka.
