suarafakta.com – Seorang ayah yang dikenal dengan inisial S (44 tahun) di Kota Tangerang, Ciledug, menghadapi situasi yang sulit ketika ia tidak memiliki uang untuk memakamkan jasad bayi. Dalam usaha untuk menjaga jenazah bayi agar tidak membusuk, ayah tersebut memutuskan untuk menyimpannya di dalam freezer, sebelum akhirnya harus kembali ke rumah sakit.
Kapolsek Ciledug, AKP Diorisha Suryo, menjelaskan bahwa bayi tersebut lahir pada Senin (3/7) pagi dan dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang. Setelah mendapat kabar bahwa bayinya telah meninggal, ayah tersebut merawat jenazah bayi dan berniat untuk segera memakamkannya pada siang harinya di tempat tinggalnya di Sudimara.
Namun, ketika ia tiba di rumah kontrakannya, S menerima telepon dari pihak rumah sakit yang memberitahukan bahwa istrinya mengalami pendarahan dan harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Sementara itu, kedua anaknya yang berusia 3 dan 4 tahun menangis di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dalam kepanikan dan karena tidak memiliki keluarga di sekitar kontrakannya, S memutuskan untuk sementara menyimpan jasad bayi di dalam freezer agar tidak membusuk sebelum ia kembali ke rumah sakit,” jelas Diorisha kepada wartawan pada hari Jumat (7/7).
Keputusan S untuk menyimpan jenazah bayi itu terinspirasi oleh pengalamannya melihat jenazah bayi lain yang disimpan dalam freezer oleh rumah sakit sebelum diserahkan kepadanya.
“Dalam peristiwa sebelumnya, S melihat jenazah bayinya diambil dari freezer penyimpan jenazah di rumah sakit sebelum diserahkan kepadanya,” tambah Diorisha.
Namun, Diorisha memberikan koreksi terkait informasi bahwa jasad bayi tersebut disimpan di dalam freezer selama dua hari. Faktanya, bayi tersebut hanya disimpan dalam lemari es selama kurang dari 24 jam.
“Bayi tersebut tidak disimpan dalam freezer selama dua hari seperti yang beredar di masyarakat. Menurut laporan yang diajukan oleh S kepada RT setempat dan kelurahan, bayi tersebut hanya disimpan dalam lemari es selama kurang dari 24 jam,” jelas Diorisha.
Pada tanggal 4 Juli 2023, jasad bayi laki-laki itu dimakamkan dengan layak di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Selapajang, dengan bantuan dari perangkat desa setempat.
Keterangan yang diberikan oleh S didukung oleh surat kematian yang dikeluarkan oleh dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang. Surat tersebut membuktikan bahwa bayi tersebut meninggal dunia pada Senin (7/3) pukul 06.30 WIB.
“Bayi tersebut meninggal saat masih dalam kandungan karena istrinya mengalami pendarahan pada usia kehamilan 8 bulan dan dirawat di rumah sakit sejak tanggal 2 Juli,” tambah Diorisha.
Untuk mendapatkan informasi terbaru dan berita fakta harian terkini silahkan ikuti kami di Google News
